Aimer

Posted by Balqis putika on 10:26 PM with No comments
               

 Suara pecahan alat alat rumah tangga bagaikan musik yang setiap hari berdering, mulai dari piring hingga televisi. Pertengkaran mama dan papa bagaikan drama musical yang kusaksikan di sebuah teather.  Teriakan adik ku bagaikan backsound pengiring drama tersebut, dan aku hanya memainkan peranku sebagai penonton. Perselingkuhan menjadi tema besar dari teather yang kusaksikan, begitu menyiksa para pemeran juga penonton. Kedamaian, kebahagian hilang sekejap, awan mendung selalu hadir ,petir pun ikut menyambar hati yang mulai basah karena air mata luka.
            Mengapa tak ucap jika sudah bosan, Mengapa tak sapa bila sudah tak cinta, Mengapa berpaling sementara harapan masih kau janjikan. 17 tahun perjuangan mama dibayar dengan penyiksaan hati, bahtera yang telah kokoh kau patahkan dengan gergaji nafsu, kau lubangi dengan runcingan tajam mulutmu. Kesalahan kau benarkan, Keteguhan nafsu kau kokohkan, Kemenangan dunia terus kau kejar hingga dunia berhenti memberimu nyawa. Tak sedikitpun rasa iba menyapa hatimu, yang kau kenal kini hanya kebahagiaan. Lupa akan kesengsaraan keluarga pertamamu.
            Perselingkuhan itu aku ketahui 2 tahun yang lalu saat aku dan mama tak sengaja pergi ke salon dengan tujuan memotong rambut adik ku yang sudah terlihat panjang untuk seorang anak laki laki. Beberapa menit kemudian datanglah seorang wanita cantik dengan mendorong kereta bayi yang kelihatannya sangat mewah, rambutnya begitu terawat, tas branded pun ikut mewarnai tangan cantiknya, dress merah yang ia kenakan persis seperti dress yang mama inginkan. Bukan kemewahan yang membuat bola mataku tertuju ke arahnya, tetapi pria yang ia gandeng adalah papa ku. Air mata mama jatuh ke tangan kiri ku ia berusaha mengusap dan tak bertindak untuk menghampiri papa, “seperti luka lama yang sudah kering dan kini basah kembali” itulah isyarat yang dapat kuambil dari gerakan mama. Emosi ku menggebu dan beranjak dari tempat duduk ku namun mama menarik ku “Duri di hati akan berjatuhan ketika melihat Kebahagiaan pada hati orang lain” Cukup mama nak.
            Aku mengalah dan duduk kembali, tetapi hati ku masih terus mencaci maki papa dan seorang wanita tersebut juga keputusan mama yang sangat bodoh. Mengapa masih memperjuangkan cinta yang sudah pudar, bagaikan menangkap burung yang sudah lepas dari sangkarnya. Mengapa masih mempertahankan seseorang yang sudah milik orang lain, bagaikan membeli baju yang pasaran modelnya. Apa karena alasan “cinta itu buta” meski ku tahu cinta itu buta tetapi “cinta itu tidak menyiksa”. Cinta juga memberikan kebahagiaan bukan kesengsaraan.
            Aimer itulah namaku, Jika di artikan dalam bahasa prancis maknanya adalah cinta. Kau bisa menyebutku dengan sebutan  Katniss aku lebih menyukai nama Katniss karena aku tak lagi percaya dengan cinta sejak kejadian 2 tahun yang lalu. Kejadian itu membuatku benci pada nama ku sendiri, juga kebencian terhadap semua laki laki kecuali adik ku. Cinta adalah hal tabu yang hadir dalam hidupku, aku sudah cukup bahagia dengan keluargaku tanpa perlu tambahan orang lain lagi.
            Hari ini tanggal 14 februari, Hari dimana aku dilahirkan, Hari dimana mama mempertaruhkan nyawa untuk ku, Hari dimana semua orang menyebutnya sebagai Hari kasih sayang, Hari penuh kebahagiaan, Hari penuh cinta. Coklat , Es krim, Cake, Perhiasan , Bunga, atau sekedar permen turut dibagikan kepada orang tersayang terutama pasangan untuk merayakan Valentine day. Sayangnya tak ada minat di dalam diriku untuk ikut serta merayakannya, karena tak ada yang berbeda dari hari tersebut. Keluarga ku tak akan kembali utuh, Kebahagiaan telah pergi dan Awan gelap masih menyelimuti hati.
            Aktifitasku saat ini mengabdi untuk Organisasi Perempuan, menangani kasus kasus penindasan, pelecehan, kekerasan sampai pembunuhan. Mata dan hati semakin terbuka bahwa bukan hanya orang tua ku yang merasakannya. Ada banyak puluhan wanita ratusan ribuan bahkan jutaan wanita yang mengalami kesengsaran hidup karena seorang lelaki. Kebanyakan alasan yang mendasar dari sekian banyak kasus yang aku tangani karena “Cinta butuh pengorbanan”, Aku fikir “Sekalipun itu nyawa ?. Bagai racun yang terlarut dalam air tak terlihat namun perlahan mematikan.
            Permisi ada yang bisa dibantu…, Suara itu terdengar sayu dan asing ditelingaku. Aku menoleh dan mendapati seorang wanita yang tak muda lagi karena kerutannya mulai terlihat di celah senyumnya. Seragam yang ia pakai sama sepertiku, menandakan bahwa ia pekerja baru di organisasi ini yang beberapa hari lalu diceritakan oleh atasanku. Mata sayu berwarna coklatnya menceritakan banyak kisah yang saat ini belum aku ketahui. Aku dapat menilai kebaikan di dalam mata seseorang, dan ku rasa ia adalah wanita yang baik.
            Sudah berapa lama bekerja di organisasi ini nak?  Dan siapakah namamu ?, belum sempat aku menjawab pertanyaan pertama, ia sudah mengajukan pertanyaan kedua bahkan disertai pertanyaan ketiga. Sejak lulus dari SMA aku telah aktif di Organisasi ini, namaku Katniss ” Jawabku”. Perkenalkan nama ku Aimer Ridha. Dalam hati ku berkata “Aimer ? Aimer? apakah aku tak salah mendengar?  baru kali ini aku mendengar ada yang bernama aimer selain aku, aku cukup tertegun mendengarnya, mungkin ini hanya kebetulan dan bukan keajaiban”. Rasa penasaranku semakin bertambah, bukan hanya mata sayunya yang menyimpan banyak cerita tetapi kini namanya semakin menjelaskan kepadaku bahwa ia adalah wanita penggenggam cerita.
            Bagaimana dengan keluargamu? Pertanyaan tak sopan itu kuajukan padanya, Keluarga? Kini aku memiliki seorang anak yang berumur 19 tahun dan aku hanya tinggal bersamanya, “jawabnya”. Sudah dapat ku tebak nama Aimer adalah kutukan cinta, aku rasa suami nya telah pergi meninggalkannya demi wanita cantik sama seperti hal nya ibuku. Kemana perginya suamimu ? kembali pertanyaan tak sopan muncul dari mulutku. Suami ku telah meninggal 2 tahun yang lalu “jawabnya”. Ternyata perkiraan ku salah “oh maafkan aku atas pertanyaan yang tak sopan ini, kurasa aku harus segera pulang” Jawabku lesu, Mau kah kau mendengar cerita ku ? “ia berkata”, Aku menganggukkan kepalaku dan tak membiarkan mulut tak sopanku berbicara lagi.
Aku sangat menyukai namaku karena dalam bahasa prancis bermakna cinta, mungkin kau sudah mengetahuinya karena kulihat kau gadis yang cerdas, Cinta itu buta layaknya kasih ibu terhadap seorang anak, karena ibu tak pernah perduli bagaimanapun kondisi anaknya, ibu akan selalu mencintai dan menyayangi. Dua puluh tahun yang lalu aku mengenal seorang pemuda bernama Phillips ia sangat tampan, baik dan juga sopan, bola matanya yang besar bewarna Hazel kulihat menyimpan sesuatu yang harus ku ketahui. Menikah dengannya adalah impian bagiku, istana kecil akan segera terbangun dan “Will you marry me?” pun terucap dari mulutnya, aku menerimanya dan aku menikah dengannya.
Sebulan kulalui bersamanya bagaikan raja dan permaisuri di negri dongengku, sangat tentram, nyaman meski hanya berada berdua dirumah ini karena sang pangeran masih berada di perutku. Namun memasuki  9 bulan ia berubah menjadi monster yang tak pernah ku bayangkan sosoknya, Kadangkala ia memukul ku dengan kayu, menampar, mejambak rambutku, menggores tanganku dengan silet, mencekik. Bau minuman keras selalu tercium dari mulutnya, pulang hanya dengan tangan kosong tanpa memikirkan bagaimana aku dan bayiku. Saat itu sedih dan penyesalan memang ku rasakan, tetapi jika aku menyerah Bagaimana nasib anak ku? Bagaimana jika ia tak mampu mengenal kebahagiaan dalam hidupnya ?, Mungkin bisa saja saat itu aku bunuh diri dan bercerai dengannya tetapi aku selalu ingat dengan pangeran kecilku, meski cinta sudah pudar biarkan kasihku menumbuhkan dan memberi harapan kebahagiaan untuk satu nyawa yang tuhan titipkan untukku. Jika dirimu tak percaya dengan cinta maka kemungkinan hidupmu akan selalu dalam kepedihan, Hidup itu pilihan sedih atau pun bahagia adalah milik tuhan yang dititipkan pada manusia bukan takdir buruk apalagi kutukan dan setiap manusia berpijak pada pilihan nya, Think about it.

Selepas saat itu pandanganku ubah terhadap cinta, aku lebih memaknai hidupku menggunakan hatiku untuk selalu merasakan detik di setiap hidupku. Hal tabu berubah menjadi Hal nyata yang paling kupercayai, Cinta datang dalam hidupku, Aku merasakan indahnya hidup dalam bahtera rumah tangga. Pria yang tak begitu tampan namun berpenampilan rapi, humoris serta sopan menjadi pilihanku, aku percaya pada pernyataan bahwa “Cinta itu merubah segalanya”. Belajar dari setiap kisah yang telah kudengar dan kusaksikan sebelumnya menjadikan aku wanita yang lebih peka juga kuat, aku ingin menjadi wanita penggenggam cinta karena namaku telah bercerita pada semua orang bahwa aku ditakdirkan untuk menghadirkan cinta meski pada satu nyawa di dunia ini. They Call Me Aimer…