Seorang Pengamen Kecil

Posted by Balqis putika on 3:40 AM with No comments


Aku berjalan menyusuri jalan menendang nendang kaleng yang ada dihadapanku, entahlah aku harus pergi kemana. Setelah kejadian kemarin aku sangat malas untuk pulang kerumah. Papah yang mempunyai sifat pemarah yang selalu membentakku dengan nada tinggi dan mamah yang selalu egois. Ini hidupku lalu mengapa harus mereka yang mengatur apakah aku salah jika aku membeli barang barang yang aku inginkan walaupun aku tahu itu hanya aku gunakan sesaat.


Aku tidak tahu harus kemana akhirnya kuputuskan untuk kerumah teman dekatku. Aku menaiki angkutan umum karna aku hanya membawa uang sedikit dan aku tidak akan pulang kerumah lagi. Aku menaiki angkutan umum panas sekali ditambah bau keringat orang orang disekitarku aku menutup hidungku dengan bajuku.



Tiba tiba naiklah seorang pengamen perempuan masih kecil kira kira umurnya baru 5 tahun dia bernyanyi dan bermain ukulele. Ia bernyanyi seperti ini baitnya


Andai aku hidup dirumah yang layak

 siapa yang mau hidup seperti ini

hidup menjadi seorang pengamen

Aku ingin bersekolah

Tapi apadaya aku hanyalah orang susah

Bapakku tlah meninggal

Ibuku tak tahu kemana

Biarkan ku menjerit

Biarkan ku menangis

Aku ingin hidup seperti mereka


Hatiku mulai tersentuh entahlah dan secara tidak sadar aku menitihkan air mata. Bait lagu yang mengingatkanku akan kehidupan yang lebih buruk dariku. Selama ini aku hanyalah orang yang selalu melihat keatas aku selalu merasa kekurangan aku tidak pernah bersyukur dengan apa yang diberikan allah padaku. Aku mengeluarkan uangku dan memberikan kepadanya. Tak lama pengamen itu turun.


Dan Karna aku tidak ada tujuan akhirnya aku mengikuti ia, ia pergi ke sebuah warung dan tak lama ia keluar membawa sebungkus plastik lalu dibawah jembatan ia makan makanan itu, kebersihan tidak terjamin kesehatan pun juga tidak terjangkau. Mungkin hanya doa yang bisa menyelamatkannya. Saat dia makan aku menghampirinya lalu duduk disampingnya. Ia menoleh dan aku tersenyum padanya.


Haiiiiii sapaku dengan tersenyum J ia tersenyum lalu berkata bukankah kakak yang tadi memberikanku uang, kakak mau apa kesini , kenapa kakak gak pulang , kenapa kakak gak sekolah (?) ia mengajukan pertanyaan sangat banyak. Aku sudah pulang sekolah tapi aku sedang malas pulang kerumah aku boleh kan menginap dirumahmu.


Lalu ia menaruh nasinya dan berdiri ia berkata , mari ikuti aku kak J ia menunjukan rumahnya. Kakak benar mau menginap di gubuk ini kak aku tidak punya rumah aku hanya punya gubuk. Gubuk ini hanya terbuat dari kardus, dan aku tidak tahu apakah nanti malam hujan atau tidak. Karna kalau nanti malam hujan berarti kardus kardus ini akan basah dan airnya menetes ke badan kakak muka kakak. Kakak sanggup seperti ini ? kak kalau boleh jujur aku senang kakak menghampiri aku dan menemaniku apalagi kakak bilang mau menginap disini. Tetapi seandainya rumahku layak untuk ditempati pasti aku akan mengijinkan kakak tidur disini.


Ditambah lagi nyamuk yang akan menggigit kulit kakak yang akan menganggu tidur kakak juga mungkin ada kecoa,tikus,semut binatang yang mungkin kakak takuti tetapi bagiku bukan asing lagi. Kakak lebih baik pulang kakak harus bersyukur kakak memiliki rumah walaupun mamah dan papah kakak tidak seperti yang kakak inginkan.


Kak coba kakak intropeksi diri  orang tua kakak tidak akan marah bila kakak tidak berbuat macam macam. Sekali lagi aku mohon ya kak kakak pulang matahari sudah mulai menghilang kak, pasti mamah kakak cemas.


Aku benar benar salut dengan anak kecil seumurnya bisa menyadarkanku tentang berartinya hidup ini. berartinya rumah kita, berartinya orang tua kita. Aku menundukan kepalaku sejenak lalu berkata kepadanya “ orang tua kamu kemana memangnya ? kamu tiggal dengan siapa ? “.


Orang tuaku sudah meninggal kak tiga bulan yang lalu mereka berdua terkena penyakit Demam Berdarah ya maklum kak karna aku ini orang susah jadi tidak ada biaya tinggal nunggu mati aja hehe, oh iya aku hidup dengan adikku umurnya 3 tahun tetapi sekarang ia sedang bermain dengan teman temanku.


Hatiku mulai tergores lagi dengan perkataannya, begitu tegar anak ini diberikan cobaan seperti ini umurnya baru saja 5 tahun tetapi ia hars merawat adiknya yang berumur tiga tahun ditambah lagi dunia yang luas ini tidak sebanding dengan tubuhnya yang mungil jika ia harus menjalani hidupnya tanpa kedua orang tuanya. Lagi lagi aku menunduk dan menitihkan air mataku.


Lalu ia memegang tanganku akupun menggenggamnya ia berkata lagi, Tangan kakak halus sekali padahal umurku lebih kecil dari kakak tapi coba tanganku kasar sekali ya kak. Ya beginilah kak hidup dijalanan apalagi aku ini pengamen yang harus berdiri dipinggir angkot dan tidak jarang aku jatuh mengguling kejalan dan menahannya menggunakan tanganku makanya tanganku kasar.


Aku tersenyum padanya ia memelukku kak makasih ya kak sudah mau berteman denganku sekarang kakak pulang ya hari sudah mulai malam J akhirnya kuputuskan untuk pulang kerumah. Tapi sebelum aku pulang kerumah aku tidak lupa selfie dengannya haha. Lalu sesampainya aku dirumah aku meminta maaf pada kedua orangtua ku. Dan ternyata ia mencemaskanku. Aku bersyukur bisa bertemu dengan pengamen jalanan perempuan tersebut J karna ialah yang menyadarkan ku J